KATA PENGANTAR
Alhamdulillah alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada bapak guru dan teman-teman yang telah memberikan saran dan bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) .
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan- kekurangannya, dan kami sangat berbesar hati dan berlapang dada sekali apabili Bapak Guru, teman-teman serta para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya.
Bireuen, 16 Desember 2013
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................ 1
Daftar isi........................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar belakang......................................................................................... 3
2.
Permasalahan........................................................................................... 3
3. Tujuan....................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
1. Perkembangan Islam
di Indonesia …………………………………………4
2. Manfaat yang dapat
diambil dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia.6
3. Cara masuknya Islam di Indonesia............................................................... ...6
4. Contoh-contoh
perkembangan Islam di Indonesia…………………………7
5. Mengidentifikasi
hikmah perkembangan Islam di Indonesia……………….12
6. Menyebutkan hikmah
perkembangan Islam di Indonesia…………………….13
BAB
III PENUTUP
1.
Kesimpulan………………………………………………………………….14
2.
Saran dan kritik…………………………………………………………….14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indoesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha.
2. Permasalahan
- Menjelaskan tentang begaimana Islam datang ke Indonesia.
- Menjelaskan tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.
- Menjelaskan tentang apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.
3. Tujuan
- Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
- Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik
- Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu
BAB
II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1. Perkembangan Islam
di Indonesia
A.
Perkembangan Islam di Sumatera
Daerah
Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian
Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di
tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India ke Cina.
Para pedagang dari
India, yakni bangsa Arab, Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam
banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah
dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga
terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga
berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam,
rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam
pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai
yang sangat pesat, perkembangan agama Islampun mendapat perhatian dan dukungan
penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.
B. Perkembangan Islam
di Jawa
Masuknya Islam di
Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan
Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah.
Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri.
Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.
Selanjutnya,
perkembangan Islam di Pulau Jawa banyak dilakukan oleh para Adipati dan Para
Wali yang dikenal dengan sebutan “Walisongo” , yaitu Maulana Malik Ibrahim,
Raden Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kududs, Sunan
Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Dengan meluasnya wilayah
kekuasaan kerajaan Demak, perkembangan Islam di Pulau Jawa juga menjadi sangat
luas, bahkan sampai ke Banten, Jakarta, Cirebon, dan daerah Jawa
Barat lainnya.
C. Perkembangan Islam
di Sulawesi
Masuknay Islam di
Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena
sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar
pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan
murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Pada abad ke-16,
di Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo.
Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam karena hubungannya dengan
kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan
Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk
berdagang, mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan
tetapi, Islam telah lebih dahulu berkembang di daerah itu.
D. Perkembangan Islam
di Kalimantan
Pada abad XVI, Islam
memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590, kerajaan Sukadan
resmi menjadi Giri Kusuma. Sunan Giri digantikan oleh putranya Sultam Muhammad
Syarifuddin. Beliau banyak berjasa dalam mengembangkan agama Islam karena
bantuan seorang mubalig bernama syaikh Syamsuddin. Sebagai Mubalig, mereka
tidak menyia-nyiakan waktu untuk berdakwa. Islam akhirnya dapat memasuki
kerajaan Kutai dan tersebar di Kalimantan Timur pada permulaan abad XVI M.
E. Perkembangan Islam
di Maluku dan sekitarnya
Penyebaran Islam di
Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari
Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada saat
itu, hubungan dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa berjalan
dengan lancar. Selain berdagang, para pedagang juga melakukan dakwah.
Selain Islam masuk
dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja
Islam Maluku, para pedagang, dan para mubalignya.
2. Manfaat yang dapat
diambil dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia, antara lain :
a. Mengetahui
dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia
b. Mengetahui
dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Menjadi
cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
d. Mempelajari
sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
e. Menghargai
kerja keras para pahlawan bangsa
f. Kehadiran
para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di
bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas
suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
g. Hasil
karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
h. Kita
dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut :
1. Menjadikan
masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
2. Mampu
membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur
hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
3. Mampu
memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama,
baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
4. Seorang
ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang
penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi
berikutnya.
5. Para
ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan
yang tidak sebanding.
3. Cara masuknya
Islam di Indonesia
Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2
H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.
Z Jalur
Utara, dengan rute :Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad –
Gujarat – Srilangka – Indonesia
Z Jalur
Selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat –
Srilangka – Indonesia
Daerah yang mula-mula
menerima Agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatera. Dari tempat itu, Islam
kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Beberapa tempat penyebarannya adalah :
a. Pariaman
di Sumatera Barat
b. Gresik
dan Tuban di Jawa Timur
c. Demak
di Jawa Tengah
d. Banten
di Jawa Barat
e. Palembang
di Sumatera Selatan
f. Banjar
di Kalimantan Selatan
g. Makassar
di Sulawesi Selatan
h. Ternate,
Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku
i. Sorong
di Irian Jaya
Penyebaran Islam di
Indonesia yang berjalan secara damai tanpa menimbulkan kekerasan merupakan
cerminan hakikat ajaran Islam yang menjadi rahmatan lil-alamin.
Adapun penyebaran
Islam yang berjalan damai tersebut menggunakan dua cara, yaitu : Perdagangan
dan Perkawinan.
4. Contoh-contoh
perkembangan Islam di Indonesia
Kerajaan
Islam yang berkembang di Indonesia
Kerajaan Samudra
Pasai
Kerajaan Samudra
Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Indonesia. Kerajaan
Samudra Pasai yang terletak di Lhokseumawe berdiri pada abad ke-13. Raja
pertama Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Saleh yang memerintah
hingga tahun 1297.
Sepeninggal Sultan
Malik Al Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al Tahir. Pada masa
pemerintahannya Samudra Pasai berkembang menjadi daerah perdagangan dan
penyebaran Islam.
Banyak pedagang
muslim Arab dan Gujarat yang tinggal di Samudra Pasai sehingga Samudra Pasai
berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
Perkembangan Kerajaan
Samudra Pasai didorong beberapa faktor yaitu :
Letak Samudra Pasai
strategis di tepi selat Malaka
Melemahnya kerajaan
Sriwijaya yang menyebabkan Samudra Pasai berkesempatan untuk berkembang
Samudra pasai
selanjutnya diperintah oleh Sultan Ahmad. PADA masa ini terjalin dengan
kesultanan Dehli di India yang dibuktikan dengan kedatangan Ibnu Batutah di
Samudra Pasai tahun 1345 kerajaan Samudra Pasai akhirnya mengalami kemunduran
sepeninggal Sultan Ahmad. Hal ini disebabkan oleh terdesaknya perdagangan
Samudra Pasai oleh Malaka
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri
pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah
berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir. Beberapa faktor yang mendorong
berkembangnya kerajaan Aceh, antara lain :
Jatuhnya Malaka dalam
kekuasaan Portugis tahun 1511
Letak kerajaan Aceh
sangat strategis pada jalur perdagangan internasional
Kerajaan Aceh mempunyai
pelabuhan dagang yang ramai dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan Aceh
akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke Deli,
Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah. Dalam upayanya memperluas
wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama Islam sehingga
daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
Corak pemerintahan
kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil dan
agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan
Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
Tidak ada raja-raja
yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
Timbulnya pertikaian
antara golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (teungku)
Timbulnya pertikaian
golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
Banyak daerah yang
melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
Mundurnya perdagangan
karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)
2. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak
didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15, setelah berhasil melepaskan diri
dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam
pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Pada masa
pemerintahan Raden Patah, Demak mengalami perkembangan pesat. Faktor-faktor
pendorong kemajuan kerajaan Demak adalah :
Runtuhnya kerajaan
Majapahit
Letak Demak strategis
di daerah pantai sehingga hubungan dengan dunia luar menjadi terbuka.
Pelabuhan Bergota di
Semarang merupakan pelabuhan ekspor impor yang sangat penting bagi Demak
Demak memiliki sungai
sebagai penghubung daerah pedalaman
Kerajaan Demak dengan
bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa pada
masa inilah Masjid Agung Demak dibangun. Ketika Malaka. Dikuasai Portugis,
Demak merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin Pati Unus dikirim
untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami kegagalan. Pati
Unus kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Kerajaan Pajang
Kerajaan pajang
didirikan oleh Joko Tingkir yang telah menjadi raja bergelar Sultan Hadiwijaya.
Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemajuan. Pengganti Sultan
Hadiwijaya adalah putraya bernama pangeran Benowo.Pada masa pemerintahannya,
terjadi pemberontakan Arya Pangiri (Putra Sultan Prawoto). Akan tetapi
pemberontakan tersebut dapat ditumpas oleh Sutawijaya (Putra Ki Ageng
Pemanahan). Pangeran Benowo selanjutnya menyerahkan pemerintahan Pajang kepada
Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pemerintahan Pajang ke Mataram.
Kerajaan Mataram
Islam
Kerajaan Mataram
Islam berdiri tahun 1586 dengan raja yang pertama Sutawijaya yang bergelar
Panembahans Senopati (1586-1601). Pengganti Penembahan Senopati adalah Mas
Jolang (1601 – 1613). Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di
Pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur
dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda
Krapyak.
Kerajaan Mataram
kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai puncak
kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan
sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang Politik
Sultan Agung berhasil
menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia.
Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal
mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh
yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan
persediaan makanan
c. Pasukan Mataram
kalah dalam persenjataan dan pengalaman perang.
2) Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram
mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa sungai di Jawa
sebagai irigasi
3) Bidang Sosial
Budaya
Munculnya kebudayaan
kejawen yang merupakan kebudayaan asli Jawa dengan kebudayaan Islam
Sultan Agung berhasil
menyusun Tarikh Jawa
Ilmu pengetahuan dan
seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan
Astabrata.
Sepeninggal Sultan
Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya
cenderung bekerjasama dengan VOC.
Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon
didirikan Fatahillahs setelah menyerahkan Banten kepada putranya. Pada masa
pemerintahan Fatahillah (Sunan Gunung Jati) perkembangan agama Islam di Cirebon
mengalami kemajuan pesat. Pengganti Fatahillah setelah wafat adalah penembahan
Ratu, tetapi kerajaan Cirebon mengalami kemunduran. Pada tahun 1681 kerajaan Cirebon
pecah menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Kerajaan Makasar
Kerajaan Makasar yang
berdiri pada abad 18 pada mulanya terdiri dari dua kerajaan yaitu kerajaan Gowa
dan Tallo (Gowa Tallo) yang beribu kota di Sombaopu. Raja Gowa Daeng Maurabia
menjadi raja Gowa Tallo bergelar Sultan Alaudin dan Raja Tallo Karaeng Matoaya
menjadi patih bergelar Sultan Abdullah.
Kerajaan Gowa Tallo
(Makasar) akhirnya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan yang didorong
beberapa faktor, antara lain :
Letaknya strategis
yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
Letaknya di muara
sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman
Jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang memperjual
belikan rempah-rempah
Kemahiran penduduk
Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal.
Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate
berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di Sampalu. Agama Islam mulai
disebarkan di Ternate pada abad ke-14. pada abad ke-15 Kerajaan Ternate dapat
berkembang pesat oleh kekayaan rempah-rempah terutama cengkih yang dimiliki
Ternate dan adanya kemajuan pelayaran serta perdagangan di Ternate.
Ramainya perdagangan
rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang yaitu :
Uli Lima (Persekutuan
Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
Uli Syiwa
(Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Pada saat itu
wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan
pula dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesaransnya, Sultan Baabullah
mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.
Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore
berdiri pada abad ke-13 hampir bersamaan dengan kerajaan Ternate. Kerajaan
Tidore juga kaya rempah-rempah sehinga banyak dikunjungi para pedagang. Pada
awalnya Ternate dan Tidore bersaing memperebutkan kekuasaan perdagangaan di
Maluku. Lebih-lebih dengan datangnya Portugis dan Spanyol di Maluku. Akan
tetapi kedua kerajaan tersebut akhirya bersatu melawan kekuasaan Portugis di
Maluku.
Kerajaan Tidore
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa
pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan
Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam.
5. Mengidentifikasi
hikmah perkembangan Islam di Indonesia
Sebelum kaum
penjajah, yakni Portugis, Belanda dan Jepang, masuk ke Indonesia, mayoritas
masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Agama Islam agama yang
sempurna, yang ajarannya mencakup berbagai bidang kehidupan manusia, baik dalam
hubungannya dengan Allah (akidah dan ibadah), maupun dalam hubungannya dengan
sesama manusia dan mahluk Allah lainnya (social, politik, ekonomi dan
kebudayaan).
Dengan dianutnya agama islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran islam telah banyak mendatangkan perubahan.
Dengan dianutnya agama islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran islam telah banyak mendatangkan perubahan.
Menurut Islam,
berperang dalam ragka mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa, Negara
dan agama merupakan “jihad fi sabilillah” tersebut dianggap mati syahid, yang
imbalannya adalah surga. Perubahan-perubahan cara berpikir, bersikap dan
berbuat yang ditanamkan islam tersebut mendorong umat islam Indonesia di
berbagai pelosok tanah air untuk berjuang mengusir kaum penjajah dengan
berbagai cara, antara lain dengan cara peperangan.
Perjuangan mengusi
penjajah terus berlanjut, sampai kaum penjajah betul-betul angkat kaki dari
bumi Indonesia.
Bangsa Penjajah yang
datang dari Eropa Barat ke Dunia Timur, termasuk Indonesia, dengan semboyan
“gold, glory dan gospel” mewujudkan semboyan tersebut dengan melakukan berbagai
usaha dengan menghalakan segala cara.
Menghadapi sikap dan
perilaku yang tidak berperi kemanusiaan dan berperikeadilan,
maka kerajaan-kerajaan islam dan umat islam dipimpin panglima
perangnya masing-masing, bangkit melawan penjajah.
Walaupun perlawanan
para pahlawan Islam tersebut dapat dipatahkan oleh kaum penjajah, namum
perlawanan dan perjuangan umat islam terus berlanjut dengan berbagai bentuk dan
cara, sehingga kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia betul-betul terwujud.
6. Menyebutkan hikmah
perkembangan Islam di Indonesia
Hikmah perkembangan
Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Z Semboyang
yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta damai, tetapi
lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.
Mula-mula dengan cara damai, tapi karena tidak bisa lalu dengan cara menempu
peperangan.
Allah SWT berfirman, “dan perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.”
Allah SWT berfirman, “dan perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.”
Masyarakat
Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta
dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah, Tuhan yang maha Esa.
Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan islam mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat dan hak-hak yang sama.
Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan islam mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat, martabat dan hak-hak yang sama.
Z Semangat
cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan
semboyan”Hubbul-watan minaliiman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu
mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para
pemudanya, yang dulunya bersifat sectarian (lebih mementingkan sukunya dan
daerahnya) menjadi bersifat nasionalis. Hal ini ditandai dengan lahirnya
organisasi pemuda yang bernama Jong Indonesia pada bulan februari 1927 dan
dikumandangkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.
§ Pertanyaan
:
Mengapa meskipun
Islam agama yang damai, masih terdapat daerah di Indonesia yang tidak menganut
agama Islam .Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan proses penyebaran Islam
di nusantara tersebut menjadi tidak merata ?