KHANDURI BLANG
Adat khanduri blang ialah parapetani
sawah mengatakan khanduri diswah setelah selesai di siangngi, dengan membawa
nasi kesuatu tempat yang sudah lazim atau disuatu tempat dalam lingkungan
persawahan yang telah disepakati oleh para petani. Sebelum acara makan
khanduri, upacara dimulai dengan mengadakan pembacaan tahlil samadiah, bermohon
kepada ALLAH SWT. Agar tanaman padi yang
sudah disiangi tidak mendapat / ancaman dari ganguan hama, sehingga pada saat
tiba masa panen mendapat hasil yang melimpah ruah.
Kebiasaanya dalam khanduri blang ini
untuk memeriahkan nya ada yang mengadakan tadarusan (membaca al-quran) pada
malam harinya dengan mengundang para qari dan qariah yang ternama dalam wilayah
perkampungan tersebut, dan juga pada pelaksanaan hari kenduri sawah (khanduri
blang) ada yang mengundang para ulama dan pejabat daerah untuk dapat memberikan
arahan dan masukan serta sosialisasi tentang tata cara pelaksanaan bertani
dengan baik.
Sebagian petani kita lihat dimasa ini adat
tradisi kenduri blang semakin dikesampingkan dan seolah-olah tidak dihiraukan
adat tersebut sehingga yang terjadi sekarang berbagai macam ancaman gangguan
hama dan gagal panen akibat melalaikan adat kenduri blang, karena kita ketahui kenduri
blang ini merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT. Kepada para petani.